Jurangmangu
Diam termangu
Meragu pada laju
Menatap langit tak lagi biru
Ciputat
Kau ingat?
Kita bertatap lamat-lamat
Lalu berungkap: tetaplah kau dekat
Parung
Aku limbung
Hati ini kian bingung
Akan belasan gadis berkerudung
Semplak
Ah, tidak
Bukan aku enggan bergerak
Kaki ini terlampau sulit menjejak
Dramaga
Tetap terjaga
Menyimpan seribu duga
Menunggu sebuah kata: aku juga
Dari Gang Setia menuju Jalan Bara, hanyalah perjalanan biasa pada suatu masa.