Untuk cita-cita jadi dokter, saya pikir inilah "initial problem" (maksudnya adalah masalah yang menjadi awal dari masalah-masalah terkait) saya dalam memiliki dan meraih cita-cita. Setelah gagal SNMPTN seakan-akan kegagalan meraih cita-cita saya datang berbaris-baris dan jadi hal yang biasa saja. Alih-alih semakin gigih berusaha, saya malah takut memiliki cita-cita. Lihat saja postingan saya terdahulu, dari belasan target yang saya canangkan, yang saya jalankan hanya beberapa, dan itu pun putus di tengah jalan.
Sayangnya, seakan melihat ketakutan saya untuk memiliki cita-cita, ketika tingkat tiga di STAN, dosen KSPK (Kapita Selekta Pengembangan Kepribadian) saya yang ternyata aktif jadi pengisi rubrik di eramuslim.com dan dakwatuna.com memberi tugas untuk membuat semacam life map untuk jangka panjang. Alhasil, jadilah tugas itu sebuah proyek kebohongan: membohongi dosen saya dan diri sendiri karena menulis cita-cita palsu. Jadinya seperti ini:
Sebenarnya saya tidak tahu bagaimana life-map itu mesti dibuat. Saya pun ambil simpel saja, saya print gambar-gambar diatas seukuran kotak kopi per gambar, saya rekatkan pada karton, kemudian saya masukkan ke dalam kotak kopi yang telah dilapisi kertas dan ditulisi Bucket List dengan krayon macam anak TK.
Meskipun cita-cita yang dituliskan itu bohong-bohongan, karena saya sudah terlanjur mempublikasikannya dan sebagai laki-laki, saya merasa punya kewajiban untuk mewujudkannya, atau setidaknya mengusahakan untuk mewujudkannya, atau setidaknya (lagi) meniatkan untuk mengusahakan demi mewujudkannya. Lagipula sampai saat ini belum ada yang tertulis di sana mesti direvisi.