Thursday, August 26, 2010

Tarawih Kilat

pukul tujuh lewat empat
menuju masjid terdekat
bergegaslah untuk berangkat,
tiba tepat pada iqomat
diawali wajib empat,
kemudian dua puluh roka'at
ketika tujuh seperempat,
dua menit tiap tahiyat
disusul dengan sholawat
bangkit lagi dengan keringat,
tiap gerakan begitu cepat
diam sejenak pun tak sempat,
agar sampai pada tabbat
di pukul delapan tepat

***

ternyata bukan hanya pesantren saja yang bisa kilat.
padahal tarawih berarti istirahat         fiqh tarawih

Sleep Paralysis

Pernahkah Anda merasa kaku ketika baru terbangun dari tidur? Anda sadar, tapi seluruh badan rasanya sangat sulit digerakkan. Nafas terasa sesak, seakan-akan tertindih sesuatu.

Peristiwa tersebut merupakan gejala dari sleep paralysis atau tidur lumpuh. Kelumpuhan itu adalah suatu kondisi seseorang yang sedang berbaring terlentang saat baru saja tertidur atau baru akan terbangun, tapi menemukan dirinya tidak bisa bergerak atau berbicara. Sleep paralysis berlangsung dalam hitungan detik atau paling lama sekitar satu menit. Namun, bagi orang yang mengalaminya akan terasa lama karena timbulnya kepanikan.

Kejadian tersebut biasanya juga disertai dengan perasaan hal yang menakutkan, seperti bayangan hitam yang berada di atas atau hantu yang menindih badan, sehingga sering dikaitkan dengan hal mistis. Dalam keseharian, peristiwa tersebut sering disebut tindihan atau irep-irep. Bahkan, di kalangan medis Barat, peristiswa ini pernah dinamakan The Old Hag Syndrome, yang maknanya dalam kejadian ini seakan-akan ada penyihir (old hag) yang menduduki dada orang yang mengalaminya. Hampir setiap orang pernah mengalami sleep paralysis. Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, laki-laki atau perempuan. Orang biasanya pertama kali mengalami kejadian ini ketika usia 14—17 tahun.

Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam empat tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap rapid eye movement (REM). Ketiga tahapan awal disebut juga tahapan non-REM. Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi non-REM, lalu diikuti 10 menit REM, yakni saat terjadinya mimpi. Selama non-REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil. Ketika masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (rapid eye movement). Dalam kondisi inilah, mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi.

Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis adalah sejenis halusinasi karena adanya malafungsi tidur di tahap REM. Selain itu, menurut dr. Max Hirshkowitz, Direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center, Houston, Amerika Serikat, sleep paralysis muncul ketika otak mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming sleep) dan kondisi sadar. Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak atau lumpuh sementara yang disebut dengan REM Atonia. Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM) atau sebaliknya. Ketika terjadi lompatan ketika akan tidur tersebut, seseorang masih setengah sadar saat otak sudah mematikan fungsi gerak dan mulai terjadi mimpi. Atau, kadang otak kita tidak mengakhiri mimpi atau kelumpuhan kita dengan sempurna ketika terbangun, sehingga tubuh masih terasa kaku ketika sudah tersadar.

Florence Cardinal, seorang peneliti masalah sleep disorder asal Kanada, mengatakan kalau halusinasi biasanya memang menyertai sleep paralysis. Kadang, ada perasaan kalau ada orang lain di dalam ruangan atau bahkan kita bisa merasakan adanya makhluk yang sedang melayang di atas kita. Halusinasi yang menyertai kelumpuhan tidur ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti eksosomatik (gelombang, getaran, dan ada gemetar), akustik (dering bernada tinggi atau suara yang keras), visual (cahaya atau persepsi ekstrim terhadap suatu objek), somatosensori (perasaan tubuh menjadi bengkok, diputar, ditekan, atau sensasi seperti terbang dan mengambang), dan fisik (tiba-tiba merasa sakit di bagian tubuh).

Sleep paralysis umumnya terjadi pada orang dengan posisi tidur telentang. Waktu tidur, rasa lelah, dan jadwal normal tidur juga berpengaruh. Seseorang yang mengalami kelelahan berlebihan, waktu tidurnya berkurang, atau jadwal normal tidurnya terganggu punya kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami sleep paralysis. Selain itu, orang yang biasa mengkonsumsi obat penenang akan menjadi lebih sering mengalami kejadian tersebut.

Pada dasarnya, tidak perlu panik ketika mengalami sleep paralysis karena hanya berlangsung sesaat. Namun, gejala tersebut tidak dapat dianggap remeh karena bisa jadi merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.

Salah satu cara untuk menghindari sleep paralysis adalah dengan mengubah posisi tidur. Jika gejala tersebut sering dialami, ada baiknya untuk membuat catatan pola tidur selama beberapa minggu. Dengan demikian, dapat diketahui penyebab utama sleep paralysis yang dialami. Jika karena terlalu lelah, dianjurkan untuk memperbanyak istirahat. Di samping itu juga disarankan untuk tidur yang cukup dan teratur, mengurangi stres, dan olahraga yang teratur. Selain itu, kondisi ruangan tidur juga patut diperhatikan, apakah pertukaran udara ruangan dengan luar ruangan telah baik karena ruangan yang sesak juga tidak baik untuk pernapasan ketika tidur.

Diolah dari: kompas.com, senior

Monday, August 2, 2010

Ciri-ciri Orang Labil

Belum dapat dikatakan labil seseorang jikalau belum:
1. begitu membenci bayangan sendiri
2. berusaha menemukan mesin waktu
3. berdoa agar mati muda

***
sumpah! ini bukan curhat colongan.